BAB I
PENDAHULUAN
1.
Tujuan
Penelitian
ü Mengidentifikasi factor – faktor yang memengaruhi korosi
besi
2.
Landasan
Teori
a. Pengertian Korosi
Korosi adalah reaksi redoks antara suatu logam dengan
berbagai zat di lingkungannya yang menghasilkan senyawa-senyawa yang tak
dikehendaki. Dalam bahasa sehari-hari, korosi disebut perkaratan. Contoh korosi
yang paling lazim adalah perkaratan besi.Pada peristiwa korosi, logam mengalami
oksidasi, sedangkan oksigen (udara) mengalami reduksi. Karat logam umumnya
adalah berupa oksida dan karbonat. Rumus kimia karat besi adalah Fe2O3.
xH2O, suatu zat padat yang berwarna coklat-merah.
Korosi merupakan proses elektrokimia. Pada korosi besi,
bagian tertentu dari besi itu berlaku sebagai anode, di mana besi mengalami
oksidasi.
Fe(s) ↔ Fe2+(aq)
+ 2e
Eº = +0.44 V
Elektron yang dibebaskan di anode mengalir ke bagian lain
besi itu yang bertindak sebagai katode, di mana oksigen tereduksi.
O2(g) + 2H2O(l)
+ 4e ↔ 4OH-(aq) Eº
= +0.40 V
atau
O2(g) + 4H+(aq) + 4e ↔ 2H2O(l) Eº = +1.23 V
Ion besi(II) yang terbentuk pada anode selanjutnya
teroksidasi membentuk ion besi(III) yang kemudian membentuk senyawa oksida
terhidrasi, Fe2O3. xH2O, yaitu karat besi.
b.
Penyebab Korosi
Faktor-faktor yang mempengaruhi korosi :
1.
Oksigen
terlarut ( DO = Dissolved oxygen
) → DO berperan dalam sebagian proses korosi, bila konsentrasi DO naik, maka
kecepatan korosi akan naik.
2.
Zat padat
terlarut jumlah ( TDS = total dissolved solid ) → konsentrasi TDS sangatlah penting, karena air yang
mengandung TDS merupakan penghantar arus listrik yang baik dibandingkan dengan
air tanpa TDS. Aliran listrik diperlukan untuk terjadinya korosi pada pipa
logam, oleh karena itu jika TDS naik, maka kecepatan korosi akan naik.
3.
pH dan
Alkalinitas → mempengaruhi kecepatan reaksi,
pada umumnya pH dan alkalinitas naik, kecepatan korosi akan naik.
4.
Temperatur → makin tinggi temperatur, reaksi kimia lebih cepat terjadi
dan naiknya temperatur air pada umumnya menambah kecepatan korosi.
5.
Tipe logam
yang digunakan untuk pipa dan perlengkapan pipa → logam yang mudah memberikan
elektron atau yang mudah teroksidasi, akan mudah terkorosi.
6.
Aliran listrik → Aliran listrik yang diakibatkan oleh korosi sangat lemah
dan isolasi dapat menghalangi aliran listrik antara logam-logam yang berbeda,
sehingga korosi galvanis dapat dihindari. Bilamana aliran listrik yang kuat
melewati logam yang mudah terkorosi, maka akan menimbulkan aliran nyasar dari
sistem pemasangan listrik di pelanggan yang tidak menggunakan aarde, hal ini
menyebabkan korosi cepat terjadi.
7.
B a k t e r i → tipe bakteri tertentu dapat mempercepat korosi, karena
mereka akan menghasilkan karbon dioksida (CO2) dan hidrogen sulfida
(H2S), selama masa putaran hidupnya. CO2 akan menurunkan
pH secara berarti sehingga menaikkan kecepatan korosi. H2S dan besi
sulfida, Fe2S2, hasil reduksi sulfat (SO42–)
oleh bakteri pereduksi sulfat pada kondisi anaerob, dapat mempercepat korosi
bila sulfat ada di dalam air. Zat-zat ini dapat menaikkan kecepatan korosi.
Jika terjadi korosi logam besi maka hal ini dapat mendorong bakteri besi (iron
bacteria) untuk berkembang, karena mereka senang dengan air yang mengandung
besi.
c.
Cara Mencegah Korosi
1.
Pengecetan. Jembatan, pagar dan railing biasanya
dicat. Cat menghindarkan kontak dengan udara dan air. Cat yang mengandung
timbel dan zink (seng) akan lebih baik, karena keduanya melindungi besi
terhadap korosi.
2.
Pelumuran dengan Oli atau Gemuk.
Cara ini diterapkan untuk berbagai perkakas dan mesin. Oli dan gemuk mencegah
kontak dengan air.
3.
Pembalutan dengan Plastik. Berbagai
macam barang, misalnya rak piring dan keranjang sepeda dibalut dengan plastik.
Plastik mencegah kontak dengan udara dan air.
4.
Tin Plating (pelapisan dengan
timah). Kaleng-kaleng kemasan terbuat dari besi yang dilapisi dengan timah.
Pelapisan dilakukan secara elektrolisis, yang disebut tin plating. Timah
tergolong logam yang tahan karat. Akan tetapi, lapisan timah hanya melindungi
besi selama lapisan itu utuh (tanpa cacat). Apabila lapisan timah ada yang
rusak, misalnya tergores, maka timah justru mendorong/mempercepat korosi besi.
Hal itu terjadi karena potensial reduksi besi lebih negatif daripada timah (Eº
Fe = -0,44 volt; Eº Sn = -0,44 volt). Oleh karena itu, besi yang dilapisi
dengan timah akan membentuk suatu sel elektrokimia dengan besi sebagai anode.
Dengan demikian, timah mendorong korosi besi. Akan tetapi hal ini justru yang
diharapkan, sehingga kaleng-kaleng bekas cepat hancur.
5.
Galvanisasi (pelapisan dengan zink).
Pipa besi, tiang telpon dan berbagai barang lain dilapisi dengan zink. Berbeda
dengan timah, zink dapat melindungi besi dari korosi sekalipun lapisannya tidak
utuh. Hal ini terjadi karena suatu mekanisme yang disebut perlindungan katode.
Oleh karena potensial reduksi besi lebih positif daripada zink, maka besi yang
kontak dengan zink akan membentuk sel elektrokimia dengan besi sebagai katode.
Dengan demikian besi terlindungi dan zink yang mengalami oksidasi. Badan
mobil-mobil baru pada umumnya telah digalvanisasi, sehingga tahan karat.
6.
Chromium Plating (pelapisan dengan
kromium). Besi atau baja juga dapat dilapisi dengan kromium untuk memberi
lapisan pelindung yang mengkilap, misalnya untuk bumper mobil. Chromium plating
juga dilakukan dengan elektrolisis. Sama seperti zink, kromium dapat memberi
perlindungan sekalipun lapisan kromium itu ada yang rusak.
7.
Sacrificial Protection (pengorbanan
anode). Magnesium adalah logam yang jauh lebih aktif (berarti lebih mudah
berkarat) daripada besi. Jika logam magnesium itu akan berkarat tetapi besi
tidak. Cara ini digunakan untuk melindungi pipa baja yang ditanam dalam tanah
atau badan kapal laut. Secara periodik, batang magnesium harus diganti.
3.
Metode
Penilitian
Eksperimen
BAB II
ISI
A.
Alat dan Bahan
1.
Alat
Ø
Tabung
reaksi
Ø
Paku
Ø
Kapas
Ø
Pipet
tetes
Ø
Timbangan
Ø
Pengaduk
2.
Bahan
Ø
Air
suling
Ø
Kristal
CaCl2
Ø
Minyak
tanah
B.
Cara kerja
1.
Ambillah
4 tabung reaksi, kemudian :
a)
Tambahkan
5 ml air mineral ke dalam tabung 1,
b)
Tambahkan
2 gram Kristal CaCl2 kemudian kapas kering ke dalam tabung 2,
c)
Tambahkan
air yang sudah dididihkan ke dalam tabung 3 hingga hampir penuh,
d)
Tambahkan
kira-kira 10 ml kerosin ke dalam tabung 4.
2.
Amplaslah
4 batang paku besi hingga bersih, kemudian masukkan masing-masing satu ke dalam
tabung reaksi pada prosedur 1 di atas.
3.
Tutup
tabung 2 dan 3 dengan kapas (sumbat) sampai rapat.
4.
Simpanlah
tabung-tabungtersebut selama 2 hari kemudian amati apa yang terjadi. Catat pengamatan Anda.
v Catatan :
1.
Kalsium
klorida anhidrat (CaCl2) adalah zat yang bersifat higroskopis
(menyerap air ), sehingga udara dalam tabung yang mengandung zat itu akan
bersifat kering (bebas air).
2.
Air
yang sudah dididihkan kehilangan oksigen terlarut.
C.
Hasil Pengamatan
®
Hari 1
·
Tabung 1 (air
suling) : terbentuk karat yang banyak
·
Tabung
2 (CaCl2) : tidak terbentuk karat
·
Tabung
3 (air mendidih) : terbentuk karat sedikit
·
Tabung
4 (kerosin) : tidak terbentuk karat
®
Hari
2
·
Tabung 1 (air
suling) : terbentuk karat yang banyak
·
Tabung
2 (CaCl2) :
tidak terbentuk karat
·
Tabung
3 (air mendidih) : terbentuk karat sedikit
·
Tabung
4 (kerosin) : tidak terbentuk karat
®
Hari
3
·
Tabung 1 (air
suling) : terbentuk karat yang banyak
·
Tabung
2 (CaCl2) :
tidak terbentuk karat
·
Tabung
3 (air mendidih) : terbentuk karat sedikit
·
Tabung
4 (kerosin) : tidak terbentuk karat
D.
Menganalisis dan menafsirkan data
v Pertanyaan :
1.
Apakah
tabung di mana paku berkarat terdapat oksigen dan air?
2.
Apakah
tabung di mana paku tidak berkarat tidak dapat oksigen dan air?
v Jawaban :
1.
Iya,
tabung yang pakunya berkarat terdapat oksigen dengan air.
2.
Iya,
tabung yang pakunya tidak berkarat tidak terdapat oksigen dengan air.
BAB III
ANALISIS DATA
Pada percobaan yang dilakukan, mendapati bahwa, Paku akan
berkarat pada tabung/gelas yang terkena air (H2O) dan Udara (O2)
dimana itu terdapat pada tabung 1 dan 3.
Mengapa demikian? pada tabung III, karena ketika air
mendidih di masukkan dan kemudian ditutup maka penguapan air terkumpul dan
tidak melayang – layang ke udara, sehingga logam dengan cepat berinteraksi
dengan uap air atau dapat dilihat dari asal / kandungan O2 yang dari
tiap – tiap tabung. Dan setelah air didinginkan , air tersebut akan kehilangan
oksigen terlarut, ini juga mempercepat terjadinya korosi. Sedangkan pada tabung
I, seperti yang telah kita ketahui bersama bahwa penyebab korosi yang berasal
dari lingkungan ialah Suhu, kelembapan, Udara dan tingkat keasaman. Pada tabung
ini air dimasukan begitu saja dan dibiarkan terbuka. Penguapan dan pelepasan
bahan-bahan korosif ke udara dapat mempercepat proses korosi.
Oleh karena itu, pada tabung I dan III terjadi perkaratan.
Lain halnya dengan tabung I dan III, pada tabung ke II dan
ke IV, tidak terjadi perkaratan.
Mengapa demikian?
Pada tabung ke dua yang hanya diisi oleh kapas (dapat
menyerap air) ini ditutup, sehingga udara tidak mengalami perputaran dan tak
ada uap air. Karena tabungnya ditutup, akhirnya udara tidak dapat menguap dan
mengalami pelepasan ke udara yang lebih bebas. Sedangkan pada tabung ke IV yang
berisikan minyak tanah/kerosin tidak terjadi peristiwa redoks sehingga tidak dapat
membuat paku menjadi berkarat.
Besi yang cepat berkarat adalah besi yang di dalam air yang
terbuka artinya pengaruh oksigen dan air sangat kuat. Jadi, dapat disimpulkan
bahwa
Faktor penyebab besi berkarat adalah O2 dan H2O.
Diantara air dan oksigen, yang
paling berpengaruh terhadap terjadinya korosi yaitu air. Dilihat dari hasil
penelitian, air yang sangat mempengaruhi suatu terjadinya suatu korosi.
As stated by Stanford Medical, It's really the ONLY reason this country's women get to live 10 years longer and weigh 42 pounds lighter than we do.
BalasHapus(And by the way, it has absolutely NOTHING to do with genetics or some secret diet and absolutely EVERYTHING about "how" they eat.)
BTW, What I said is "HOW", and not "what"...
CLICK this link to reveal if this short quiz can help you unlock your real weight loss potential
lengkap banget kak makasih
BalasHapusharga excavator pc200 baru