Kamis, 23 Oktober 2014

contoh KIR LENGKAP "PEMANFAATAN AKAR BELIMBING UNTUK PENURUNAN ASAM URAT"

HALAMAN MOTTO

PACU KREATIIF, WUJUDKAN PRESTASI”
HALAMAN PENGESAHAN
Karya tulis ini diajukan ultuk mengisi tugas akhir di smester ini.
Judul : “PENGARUH POLA MAKAN TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS
XI IPA 2 SMAN 1 BELAWA”

Penyusun         :          1. Nasrah Anjani (XI IPA 2)
                                    2. Nuryasma Wijayah (XI IPA 2)
                                     
Asal Sekolah     :          SMA NEGERI 1 BELAWA











Mengetahui,
Guru bidang studi Bahasa Indonesia


Gaswa, S.Pd



ABSTRAK
Menurut Harper (1986), pola makan (dietary pattern) adalah cara yang ditempuh seseorang atau sekelompok untuk memilih makanan dan mengkonsumsinya sebagai reaksi terhadap pengaruh fisiologis, psikologis, budaya dan sosial. Menu seimbang adalah menu yang terdiri dari beraneka ragam makanan dalam jumlah dan proporsi yang sesuai, sehingga memenuhi kebutuhan gizi seseorang guna pemeliharaan dan perbaikan sel-sel tubuh dan proses kehidupan serta pertumbuhan dan perkembangan (Almatsier, 2004). Ilmuwan memperkirakan 75% kanker bisa dicegah melalui diet yang lebih baik. Konsumsi makanan yang salah dapat membuat tubuh kekurangan nutrisi-nutrisi vital yang diperlukan agar tubuh dapat bekerja dengan baik. Kunci menuju kesehatan yang baik adalah diet yang seimbang dan bervariasi(Weekes, 2008).
            Pola makan sangat mempengaruhi prestasi belajar siswa. Sehingga penulis ingin meneliti bagaimana pengaruh pola makan terhadap prestasi belajar siswa SMAN 1 BELAWA.setelah dilakukan penelitian kamipun tahu bahwa dari semua hasil yang ada dapat kita ketahui bahwa rata-rata siswa kelas XI IPA 2 telah banyak mengetahui pola makan. Namu ada hal yang tidak mereka terapkan dengan baik yakni waktu makan baik sarapan, makan siang, maupun makan malam. Rata-rata dari mereka kurang memperhatikan waktu pola makan dan jumlahnya sekitar 85 %.
            Namun jika kita tinjau dari makanan yang mereka konsumsi, kesadaran mereka tentang makanan yang mereka konsumsi sudah sangat baik. Rata-rata mereka makan makanan yang mengandung banyak gizi baik ketika sarapan, makan siang maupun makan malam. Sehingga pada kategori pola makan dapat kita kategorikan baik dalam kelas XI IPA 2.
            `Selanjutnya pada prestasi siswa. Rata-rata prestasi mereka cukup gemilang. Nilai mereka pun bervariasi namun variasinya sangat baik karena jauh dari nilai KKM atau nilai standar yakni 75. Nilai mereka semua diatas 80. Dan banyak pula diantara mereka yang memiliki nilai 90 – 98 yang menandakan mereka sangat berprestasi.
            Selain itu dari kegiatan ekstrakurikuler mereka semua memiliki kegiatan ekstrakurikuler. Setiap kegiatan yang dilaksanakan mereka sangat aktif mengikutinya. Hal ini menandakan bahwa mereka juga tergolong siswa yang rajin. Hal ini sangat menandakan bahawa siswa kelas XI IPA 2 merupakan siswa yang sangat berprestasi.
            Maka jika kita hubungkan dengan pola makan mereka, pola makan mereka dalam kategori baik dan prestasinya pun dalamn kategori baik. Sehingga sapat dipastikan bahwa pola makan dapat berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa.



KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang selalu melimpahkan karunia-Nya, kepada seluruh umat manusia, yang atas izin-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan penelitian ini yang berjudul “PENGARUH POLA MAKAN TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI IPA 2 SMAN 1 BELAWA” dapat selesai tepat pada  waktunya.
Sejalan dengan dinamika bangsa ini masih terus mencari cara yang lebih efektif untuk menghasilkan generasi baru yang cerdas, maka dari itu penulis mendukung semua itu dengan cara mencari sesuatu yang jarang ditampilkan dan banyak dipertanyakan salah satunya dengan membuat penelitian ilmiah ini, yang dapat bermanfaat dengan berbagai pokok masalah.
Dengan adanya penelitian ilmiah ini, mudah-mudahan dapat mengembangkan pengetahuan sains para kaum pelajar untuk lebih maju dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Kemudian tak lupa kami tuturkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan membimbing penulis, kepada :
PEMBIMBING, Gaswa, S.Pd
Kami sadar bahwa penelitian ilmiah yang penulis buat ini, masih banyak memiliki kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran dari berbagai pihak untuk perbaikan isi penelitian ini, kami sambut  dengan senang hati.
Belawa 27  MEI  2014

Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................
HALAMAN MOTTO................................................................................. i            
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................... ii      
ABSTRAK ................................................................................................. iii     
KATA PENGANTAR ............................................................................... iv     
DAFTAR ISI .............................................................................................. v      
BAB I        PENDAHULUAN ..................................................................         
A.    Latar Belakang.................................................................... 1      
B.     Rumusan Masalah .............................................................. 2      
C.     Tujuan Penelitian ................................................................ 2      
D.    Manfaat Penelitian ............................................................. 2
E.     Batasan Penelitian .............................................................. 2      
BAB II       TINJAUAN PUSTAKA .........................................................         
A.    LANDASAN TEORI......................................................... 3      
B.     KERANGKA PIKIR......................................................... 4
BAB III     METODOLOGI PENELITIAN..............................................
A.    Jenis Penelitian.................................................................... 6
B.     Lokasi penelitian.............................................................. 6
C.     Waktu dan tempat penelitian.............................................. 6
D.    Populasi dan sampel........................................................ 6
E.     Sumber pengumpulan data............................................. 7

BAB IV     HASIL DAN PEMBAHASAN ..............................................
A.    HASIL ............................................................................... 8
B.     PEMBAHASAN................................................................ 12
BAB V       PENUTUP................................................................................
A.    KESIMPULAN ................................................................. 13
B.     SARAN ............................................................................. 13
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ x
LAMPIRAN ............................................................................................... xi
A.    BIOGRAFI PENULIS ...................................................... xi
B.     LAMPIRAN DOKUMENTASI KEGIATAN ................. xiv


















DAFTAR TABEL

Tabel 3.1.   Pengamatan Awal Kelinci ........................................................ 12
Tabel 3.2.   Pengamatan Berat  Kelinci Sebelum Diberikan Larutan
                   Kacang Hijau pada Hari Pertama sampai dengan
                   Hari Keempat  .......................................................................... 12
Tabel 3.3.   Pemberian Cairan Kacang Hijau pada Kelinci Percobaan........ 14
Tabel 3.4.   Pemberian Ekstak Kacang Hijau dan Keadaan Asam Urat...... 15
Tabel 3.5.   Pemberian Ekstrak Sari Akar Belimbing dan
                   Keadaan Asam Urat Pada Kelinci Percobaan........................... 16















DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1.    Belimbing Wuluh ................................................................ 5
Gambar 2.2  Tanda dan Gejala Asam Urat  ................................................ 7
Gambar 2.3     Kelinci  ................................................................................ 9








DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1      Biografi Penulis ...................................................................         
Lampiran 2      Dokumentasi Kegiatan ........................................................



BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Indonesia memiliki kekayaan alam yang sangat melimpah, baik kekayaan fauna maupun kekayaan floranya. Tidak salah lagi bahwa di Indonesia terdapat banyak tumbuhan yang beraneka ragam lengkap dengan ciri khasnya masing-masing. Hal ini disebabkan Indonesia terletak di garis khatulistiwa dengan iklim tropis sehingga tanahnya subur dan cocok untuk berbagai macam jenis tanaman.
Berbicara mengenai obat, sumber penggunaannya dapat ditelusuri dari budaya dan konsep kesehetan dari beberapa prinsip pandang. Di Indonesia sendiri, landasan ilmiah konsep pengobatan tradisional belum di dokumentasikan secara sistematis, namun manfaatnya telah dirasakan terutama oleh masyarakat yang hidupnya jauh dari fasilitas modern.
Di Indonesia penggunaan obat tradisional yang lebih dikenal sebagai jamu, telah meluas sejak zaman nenek moyang hingga kini dan terus dilestarikan sebagai warisan budaya. Bangsa Indonesia yang terdiri dari berbagai suku bangsa, memiliki keanekaragaman obat tradisional yang dibuat dari bahan-bahan alami bumi Indonesia, termasuk tanaman obat.
Indonesia memiliki keanekaragaman hayati jenis tumbuhan obat. Manfaat keanekaragaman hayati tersebut bagi manusia sangat beragam seperti sebagai obat, kosmetik, pengharum, penyegar, pewarna, dan penghasil senyawa organik yang jenisnya dan jumlahnya tak terhingga.
Salah satunya adalah tanaman belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi). Belimbing wuluh merupakan tanaman yang memiliki banyak kegunaan hampir disemua bagiannya karena memiliki banyak kandungan komponen kimia seperti saponin, tanin, glukosida, kalsium oksalat, sulfur, asam format, peroksidase pada batangnya, serta tannin, sulfur, asam format, peroksidase, kalsium oksalat, kalium sitrat, flavonoid pada daunnya, dimana diketahui bahwa komponen-komponen kimia tersebut memiliki khasiat masing-masing.
Oleh karena itu, dilakukan penelitian ‘’PEMANFAATAN AKAR BELIMBING (AVERRHOA BILIMBI) TERHADAP PENURUNAN  ASAM URAT (URIC ACID) PADA KELINCI BETINA COKLAT (LEPUS CURPAEUMS).
Penelitian ini dilakukan atas dasar terlalu banyaknya kenyataan terhadap penyakit asam urat baik masyarakat tingkat bawah maupun masyarakat tingkat tinggi.
Kemampuan masyarakat bawah sangat minim untuk menjangkau berobat dengan peralatan canggih. Inilah yang mendorong penulis untuk mencoba sekaligus meneliti cara berobat secara tradisional sekaligus meneliti akar belimbing ini guna untuk dijadikan solusi dalam menangani masalah tersebut.
B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, masalah yang akan penulis teliti dapat dirumuskan sebagai berikut:
1.        Apakah akar  belimbing wuluh menurunkan kadar asam urat pada kelinci (Lepus Curpaeums)?
2.        Mengapa akar belimbing wuluh dapat menurunkan asam urat ?



C.    Tujuan Penelitian
1.        Mengetahui apakah akar belimbing dapat menurunkan asam urat pada kelinci (Lepus Curpaeums) yang dibebani asam urat.
2.        Mengetahui mengapa akar belimbing dapat menurunkan asam
D.    Manfaat Penelitian
1.        Dengan adanya penelitian, penulis dapat mengetahui bahwa ternyata akar belimbing dapat menurunkan asam urat.
2.        Dapat mengetahui manfaat lain yang dapat disembuhkan dengan akar belimbing.
3.        Sebagai sarana latihan menulis ilmiah.
4.        Sumber bacaan bagi peneliti-peneliti yang relevan.
5.        Sebagai buku koleksi refrensi di Perpustakaan.
E.      Batasan penelitian.
Kami tidak meneliti beberapa masalah di bawah ini meliputi perolehan data dan informasi tentang :
1.      Tidak mampu meneliti kandungan kimia pada akar belimbing.
2.      Tidak mampu menggeser kemampuan obat-obat modern.
3.      Tidak mampu meneliti tentang penyakit asam urat secara mendetail.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A.    Tinjauan Obat Tradisional
Obat tradisional adalah obat yang berasal dari tumbuhan, hewan, mineral atau sediaan geleniknya atau campuran dari bahan-bahan tersebut yang belum mempunyai data klinis dan dipergunakan dalam usaha pengobatan berdasarkan pengalaman. Jamu adalah obat yang berasal dari tumbuhan, hewan, mineral dan sediaan galeniknya atau campuran dari bahan tersebut yang digunakan dalam upaya pengobatan, berdasarkan pengalaman. (Anonim, 1985).
Kacang hijau merupakan salah satu tanaman Leguminosae yang cukup penting di Indonesia. Sampai saat ini perhatian masyarakat kurangnya perhatian ini di antaranya disebabkan oleh hasil yang dicapai per hektarnya masih sanagat rendah.
Tanaman kacang hijau diduga berasal dari kawasan India dan telah lama dikenal dan ditanam oleh petani di Indonesia. Kacang hijau memiliki beberapa kelebihan jika dibandingkan dengan tanaman kacang-kacangan yang lain yaitu: lebih tahan terhadap kekeringan,. hama dan penyakit relative sedikit, panen relatif cepat, pada umur 55-60 hari, cara tanam dan pengelolaan dilapangannya serta perlakuan pasca panen relative mudah, kegagalan panen total relatif kecil, harga jual tinggi dan stabil, dan dapat dikonsumsi langsung dengan pengolahan yang mudah.


B.     Tinjauan Tanaman Belimbing Wuluh
1.        Klasifikasi
                                                                              
                             
Gambar 2.1. Belimbing Wuluh
 
                              

Kingdom          :      Plantae
Subkingdom    :      Tracheobionta
Super Divisi    :      Spermatophyta
Divisi               :      Magnoliophyta
Kelas                :      Magnoliopsida
Sub Kelas        :      Rosidae
Ordo                 :      Geraniales
Famili               :     
Oxalidaceae
Genus               :     
Averrhoa
Spesies             :      Averrhoa bilimbi
2.      Uraian Tentang Tanaman Belimbing Wuluh
Pohon kecil, tinggi mencapai 10 m dengan batang yang tidak begitu besar dan mempunyai garis tengah hanya sekitar 30 cm. Pohon yang berasal dari Amerika tropis ini menghendaki tempat tumbuh tidak ternaungi dan cukup lembab. Belimbing wuluh mempunyai batang kasar berbenjol-benjol, percabangan sedikit, arahnya condong ke atas.
Cabang muda berambut halus seperti beludru, warnanya coklat muda. Daun berupa daun majemuk menyirip ganjil dengan 21 - 45 pasang anak daun. Anak daun bertangkai pendek, bentuknya bulat telur sampai jorong, ujung runcing, pangkal membundar, tepi rata, panjang 2 - 10 cm, lebar 1 - 3 cm, warnanya hijau, permukaan bawah hijau muda.
Perbungaan berupa malai, berkelompok, keluar dari batang atau percabangan yang besar, bunga kecil-kecil berbentuk bintang warnanya ungu kemerahan. Buahnya buah buni, bentuknya bulat lonjong bersegi, panjang 4 - 6,5 ern, warnanya hijau kekuningan, bila masak berair banyak, rasanya asam. Biji bentuknya bulat telur, gepeng.
Rasa buahnya asam, digunakan sebagai sirop penyegar, bahan penyedap masakan, membersihkan noda pada kain, mengkilapkan barang-barang yang terbuat dari kuningan, membersihkan tangan yang kotor atau sebagai bahan obat tradisional. Perbanyakan dengan biji dan cangkok
3.      Kegunaan
Buah belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi) dapat dimanfaatkan sebagai sirup, bumbu masakan atau sayur, membersihkan noda pakaian, mengkilatkan barang-barang dari kuningan, dan sebagai bahan obat tradisional. Selain buah, daun dan batangnya juga bisa dijadikan campuran obat. Ini lantaran beberapa zat kimia yang terkandung pada tanaman seperti sponin, tanin, glucoside, kalsium oksalat, sulfur, asal format, dan peroksidase yang terkandung pada batang belimbing wuluh. Juga tanin, sulfur, asal sulfat, peroksidase, kalsium oksalat dan kalium sitrat pada daunnya. Sedangkan buah belimbing wuluh sendiri berkhasiat sebagai analgesik, dan diuretic.
Bunga belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi) dapat digunakan sebagai obat sariawan dan batuk. Sedangkan daunnya dapat mengobati perut sakit, gondong (parotitis), tekanan darah tinggi, dan rematik.
C.    Tinjauan Asam Urat
Gambar 2.2. Tanda asam urat
Asam urat adalah asam yang berbentuk kristal-kristal yang merupakan hasil akhir dari metabolisme purin (bentuk turunan nukleoprotein), yaitu salah satu komponen asam nukleat yang  terdapat pada inti sel-sel tubuh.

Secara alamiah, purin terdapat dalam tubuh kita dan dijumpai pada semua makanan dari sel hidup, yakni makanan dari tanaman (sayur, buah, kacang-kacangan) atau pun hewan (daging, jeroan, ikan sarden).
Jadi, asam urat merupakan hasil metabolisme di dalam tubuh, yang kadarnya tidak boleh berlebih. Setiap orang memiliki asam urat di dalam tubuh, karena pada setiap metabolisme normal dihasilkan asam urat.
1.      ASAM URAT TINGGI (normal: L: 3,4-7,0 mg/dl, P: 2,4-5,7 mg/dl)
Asam urat dapat menimbulkan rematik/encok, sakit sendi lutut, pinggang, punggung, pinggul, pundak, bahu, mengganggu prostat, saluran dan kandung kemih, darah tinggi, menimbulkan batu ginjal, gagal ginjal, dapat memicu jantung koroner dan diabetes mellitus/kencing manis.
Penderita asam urat biasanya ditandai dengan seringnya mengalami kesemutan, linu kesakitan atau nyeri sendi secara mendadak. Biasanya hal tersebut menyerang satu sendi dan serangan awal lebih banyak dimulai pada sendi-sendi besar kaki.
Kebanyakan serangan pertama terjadi pada malam hari menjelang pagi. Nyeri juga bisa terjadi pada pergelangan kaki, lutut, jari tangan atau sendi lain. Selain itu tanda dan gejala lainnya adalah sendi yang terkena asam urat terihat bengkak, kemerahan, terasa panas dan nyeri luar biasa.

3.      PENYEBAB ASAM URAT
Penyebab penyakit Asam urat adalah dikarenakan terlalu banyak mengkonsumsi makanan yang mengandung Purin,purin banyak terkandung dalam Jeroan, Sarden, kerangremis(seafod), bebek, burung, angsa, kaldu daging, bayam, kembang kol, melinjo, minuman yang mengandung alkohol juga makanan yang mengandung ragi dan lain sebagainya.
 Kadar asam urat yang tinggi dalam darah antara lain disebabkan kegagalan ginjal dalam membuang kelebihan asam urat dalam darah. Kondisi ini juga bisa disebabkan karena faktor turunan.
D.       Tinjauan Kelinci
A.      Klasifikasi
Gambar 2.3. Kelinci
 




Kingdom                      :      Animal
                     Divisio                         :      Chordatata
Sub division                :      Vetebrata
Kelas                            :      Mammalia
Ordo                             :      Lagomorpha
Famili                           :      Leporidae
Genus                           :      Pentalagus Brachylagus
                                             Bunolagus Sylvilagus
                                             Nesolagus Oryctolagus
                                             Romerolagus Poelagus
Spesies                         :      Sylvilagus Nuttali
Kelinci juga termasuk hewan yang unik, karena makanan yang bercampur dengan kotoran tidak akan disentuhnya. Dan dia akan suka kalau disuapi makanannya. Hewan ini termasuk juga hewan yang pintar, mungkin karena ingsting yang begitu tajam sehingga dengan cepat akan mengetahui nperubahab situasi, atau tempat makanannya tersimpan.
Kelinci dipilih sebagai percobaan dalam penelitian penurunan asam urat karena struktur tubuhnya mirip dengan manusia jadi, karena alasan itu kelinci dipilih menjadi kelinci percobaan.



BAB III
METODE DAN PERCOBAAN

Metode percobaan yang digunakan adalah dengan menggunakan dua ekor kelinci, satu ekor berfungsi sebagai kelinci percobaan, dengan satu ekor lagi merupakan kelinci pembanding.
A.       Pemberian ekstrak kacang hijau.
a.       Bahan Percobaan
Kacang hijau 1 liter, air putih.
b.       Prosedur Percobaan
1)       Masak kacang hijau sampai empuk, haluskan sehalus mungkin.
2)       Timbang 10 gr kacang hijau yang sudah masak lalu buat konsentrat yang sesuai misalnya konsentrat 10% adalah 10 gr kacang hijau dicampur dengan 100 gr air. Didihkan kembali, aduk hingga rata.
3)       Selanjutnya hisap dengan spoit lalu berikan pada kelinci percobaan namun sebelumnya buka dulu jarumnya.
B.       Pengetesan kadar asam urat (Uric Acid)
a.        Alat dan Bahan
Alat pengambil darah, kapas, alat pengetes asam urat (Nesco).
b.        Prosedur Percobaan
Ambil darah kelinci, lalu tes dengan menggunakan alat tes asam urat (Nesco) tunggu sampai stabil. Catat keadaan asam urat kemudian ulangi sampai 4 kali percobaan.


Tabel 3.1. Pengamatan Awal Kelinci
No.
Keadaan kelinci
Kelinci percobaan
Kelinci pembanding
1.
Berat Badan
3 kg

2, 5 kg

2.
Lingkar Leher
25 cm

20 cm

3.
Lingkar Kepala
23 cm

18,3 cm

4.
Lingkar Badan
30 cm

25 cm

5.
Panjang Badan
44 cm

30 cm

6.
Panjang Telinga Kiri
10 cm

10 cm

7.
Panjang Telinga Kanan
11,5 cm

10 cm

8.
Umur Kelinci
6 bulan

6 bulan

9.
Tekanan Darah Kelinci
121/78

120/80

10.
Asam Urat ( Uric Acid )
6,8 Mg/dL

6,5 Mg/dL







Kedua ekor kelinci, baik kelinci percobaan maupun kelinci pembanding selama empat hari diberikan makanan secara teratur dan proposional sebelum diberikan cairan kacang hijau pada kelinci percobaan. Keadaan dua ekor kelinci tersebut tergabar pada tabel berikut:


Tabel 3.2.       Pengamatan Berat  Kelinci Sebelum Diberikan Larutan
                                 Kacang Hijau pada Hari Pertama sampai dengan
                                 Hari Keempat
No
Hari/tanggal
Perubahan yang terjadi
Kelinci percobaan
Kelinci pembanding
Sebelum makan
Sesudah makan
Sebelum makan
Sesudah makan
1.
Hari Pertama,
5  Januari 2014
1,5  kg
1,7 kg
1,3 kg
1,4 kg
2.
Hari Kedua,
6 Januari 2014
1,7 kg
1,8 kg
1,4 kg
1,5 kg
3.
Hari ketiga,
7 Januari 2014
1,8 kg
2,0 kg
1,5 kg
1,7 kg
4.
Hari Keempat,
8 Januari 2014
2,0 kg
2,2 kg
1,7 kg
1,8 kg

Dari tabel diatas, diketahui bahwa berat badan kedua ekor kelinci tersebut setelah diberikan makanan secara teratur dan proposional selama empat hari berturut-turut mengalami kenaikan, seperti yang tergambar dalam tabel di atas.
Setelah empat hari berlalu, maka kelinci percobaan diberikan cairan gula dengan konsentrak tertentu selama tiga hari berturut-turut. Namun sebelumnya telah telah diadakan uji tes kadar asam urat terhadap kedua ekor kelinci tersebut sebelum disuntikkan cairan kacang hijau. Hasil tes kadar asam urat keduanya adalah normal, yaitu 6,5 normal.


Tabel 3.3. Pemberian Cairan Kacang Hijau pada Kelinci Percobaan
No
Waktu pemberian
Banyaknya cairan kacang hijau yang diberikan
Konsentrat
f
Ket.
Hari/tanggal
Jam
1.
10 januari 2014

08.00
25 cc
20%
2 kali
Dalam 100 gr air tedapat 20 gr kacang hijau
2.
10 Januari 2014
16.00
30 cc
25%
2 kali
Dalam 100 gr air tedapat 25 gr kacang hijau
3.
11 Januari 2014
10.00
40 cc
25%
2 kali
Dalam 100 gr air tedapat 25 gr kacang hijau
4.
11 Januari 2014
17.00
45 cc
30 %
2 kali
Dalam 100 gr air tedapat 30 gr kacang hijau
5.
12 Januari 2014
10.10
50 cc
30 %
2 kali
Dalam 100 gr air tedapat 30 gr kacang hijau
6.
12 Januari 2014
15.00
55 cc
30%
2 kali
Dalam 100 gr air tedapat 30 gr kacang hijau
7.
13 Januari 2014
08.00
60 cc
40%
2 kali
Dalam 100 gr air tedapat 40 gr kacang hijau
8.
13 Januari 2014
17.15
70 cc
40%
2 kali
Dalam 100 gr air tedapat 40 gr kacang hijau
9.
14 Januari 2014
09.00
80 cc
40%
2 kali
Dalam 100 gr air tedapat 40 gr kacang hijau

Setelah pemberian cairan kacang hijau selama tiga hari berturut-turut, maka dilakukan lagi uji tes kadar asam urat pada kedua ekor kelinci tersebut. Hasilnya kelinci percobaan kadar asam urat naik hingga 13,8, sedangkan pada kelinci pembanding kadar asam uratnya normal.
Tabel 3.4. Pemberian Ekstak Kacang Hijau dan Keadaan Asam Urat
No
Waktu pemberian
Banyaknya ekstrak sari akar belimbing
Keadaan
Hari/tanggal
Jam
1.
Pertama,
18 Januari 2014
08.00
20%
6,5
16.00
25%
10.00
25%
2.

Kedua,
19 Januari 2014
17.00
30 %
8,5
10.10
30 %
15.00
30 %
3.

Ketiga,
20 Januari 2014
08.00
20%
11,0
17.15
25%
09.00
25%
4.

Keempat,
21 Januari 2014
08.00
30 %
13,0
17.15
30 %
09.00
30 %


Tabel 3.5.                Pemberian Ekstrak Sari Akar Belimbing dan
                                 Keadaan Asam Urat Pada Kelinci Percobaan
No
Waktu pemberian
Banyaknya ekstrat sari akar belimbing
Keadaan
Hari/tanggal
Jam
1.
Pertama,
22 Januari 2014
08.00
20%
13,0
12.30
25%
14.30
25%
2.

Kedua,
23 Januari 2014
08.30
30 %
9,0
13.30
30 %
16.00
30 %
3.

Ketiga,
24 Januari 2014
09.00
20%
7,5
12.40
25%
17.30
25%
4.

Keempat,
25 Januari 2014
08.40
30 %
6,5 normal
13.30
30 %
17.30
30 %




BAB IV
PEMBAHASAN
Dari hasil penelitian ternyata bahwa keadaan kedua ekor kelinci pada pengamatan awal sebelum diberi cairan kacang hijau kemudian tabel pengamatan kedua ternyata berat badan kedua kelinci tersebut selama 4 hari berturut-turut mengalami kenaikan, seperti yang tergambar pada tabel tadi.
Setelah empat hari berlalu, maka kelinci percobaan diberikan suntikan cairan kacang hijau dengan konsentrat tertentu selama tiga hari berturut-turut. Namun sebelumnya telah diadakan uji tes kadar asam urat kepada kedua ekor kelinci tersebut sebelum disuntikkan cairan kacang hijau. Hasil tes asam urat keduanya normal 6,5 ml/dL. Setelah pemberian suntikan cairan kacang hijau, maka kedua ekor kelinci tersebut diberikan makanan ekstrak akar belimbing selama empat hari berturut-turut. Ternyata hasilnya menunjukkan kadar asam urat kedua ekor kelinci, baik kelinci percobaan, maupun kelinci pembanding mengalami penurunan.
Pada kelinci percobaan mengalami penurunan ke normal, sedangkan kelinci pembanding juga mengalami penurunan namun penurunannya melewati batas normal. Hal itu menunjukkan bahwa ekstrak sari akar belimbing dapat dipergunakan sebagai obat tradisional, yaitu untuk menurunkan kadar asam urat.
Meningkatnya kadar asam urat dalam darah yang menjadi tinggi secara mendadak merupakan salah satu penyebab asam urat yang utama. hal ini biasa terjadi setelah menyantap makanan yang mengandung kadar asam urat yang tinggi. Oleh karena itu, arthritis gout ditandai dengan serangan berulang dari arthritis (peradangan sendi) yang akut, kadang-kadang disertai pembentukan kristal natrium urat besar yang dinamakan tophus, deformitas (kerusakan) sendi secara kronis dan cedera pada ginjal.
Asam urat merupakan sisa metabolisme zat purin yang berasal dari makanan yang dikonsumsi. Ini juga termasuk hasil samping dari pemecahan sel dalam darah. sedangkan purin ialah zat yang terdapat dalam setiap bahan makanan yang berasal dari tubuh makhluk hidup.
Dengan kata lain, dalam tubuh makhluk hidup terdapat zat purin. karena manusia memakan makhluk hidup itu, maka zat purin berpindah ke dalam tubuh manusia. Purin juga dihasilkan dari hasil perusakan sel-sel tubuh yang terjadi secara normal atau karena penyakit tertentu. Maka dari itu untuk meminimalisir tingginya kadar asam urat harus melawannya dengan makanan yang rendah akan purin yaitu, zat yang pada saat melalui metabolism berubah menjadi asam urat. Dari hasil penelitian ekstrak akar belimbing dapat menurunkan kadar asam urat yang ada dalam tubuh.



BAB V
PENUTUP

A.    KESIMPULAN
1.      Akar belimbing wuluh dapat dipakai untuk penurunan kadar asam urat.
2.      Akar belimbing wuluh dapat menurunkan kadar asam urat karena dapat menurunkan kadar purin di dalam tubuh.
3.      Kelinci digunakan sebagai percobaan, karena struktur tubuhnya mirip dengan  manusia.
4.      Tanaman belimbing wuluh adalah tanaman yang banyak dijumpai di daerah kita.
5.      Kandungan kimia yang terdapat pada akar belimbing dapat menyeimbangkan keadaan asam urat dalam tubuh kita.
6.      Adapun yang dimaksud dengan penyakit asam urat adalah sisa metabolisme zat purin yang berasal dari makanan yang kita konsumsi. Ini juga merupakan hasil samping dari pemecahan sel dalam darah.

B.     SARAN
1.      Penelitian yang lebih lanjut perlu digalakkan demi pelayanan kepada masyarakat tingkat rendah.
2.      Pelayanan murah dan mandiri bagi pasien.

DAFTAR PUSTAKA
Dipiro, Catmiko. 2005. “Efek Obat Keras”. PT. Gramedia: Jakarta
Harper, Donn, dkk. 2003. “Gliserosil”, Menset: USA
Price, W. 1995. ”Uric Acid” Menez”, USA
Sunaryo, 1995. “Urine Metil 70% Diuretik”. Batara: Jakarta
Syamsuhidayat dan Hutapea, 1993. “The Medicen Herbal”. PT. Bumi Permata; Yogyakarta.
Tjay dan Rahaja, 2002. “Antibiotik”.  PT. Gramedia: Jakarta
Tjitrosoepomo, 2002. “Klasifikasi Tumbuhan”. Bina Aksara: Jakarta

 






1 komentar: