KATA PENGANTAR
Penulis menyampaikan
syukur kepada Allah SWT, atas petunjuk dan kekuatan yang diberikan sehingga
makalah yang membahas “ACCUMULATOR/ACCU (AKI)” yang sederhana ini dapat
diselesaikan dengan baik.
Dengan hasil
penelitian ini penulis susun untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh guru
pembimbing, disamping itu dapat membiasakan diri dalam meneliti dan menulis
makalah serta dapat melatih untuk meningkatkan motivasi belajar dan juga dapat
mendorong kita untuk lebih maju dalam berprestasi.
Apa yang diuraikan
ini sebagai ungkapan pengalaman penulis melalui membaca, melihat, dan mendengar
berita, baik di media elektro maupun media cetak. Harapan kami semoga makalah
ini dapat bermanfaat bagi pembaca terutama bagi diri kami sebagai penulis, dan
dimanfaatkan sebagaimana mestinya. Tentu saja tulisan ini tidak lepas dari
kekurangan baik susunan katanya maupun sajiannya, untuk itu penulis tetap
menerima saran dan keritik dari siapapun demi perbaikan.
Akhirnya atas segala
perhatian penulis menyampaikan terima kasih.
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR ............................................................................... i
DAFTAR
ISI .............................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
.................................................................. 1
A.
Latar Belakang.................................................................... 1
B.
Tujuan ................................................................................ 1
C.
Manfaat .............................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN...................................................................... 2
A.
Sejarah Aki
(accumulator)................................................... 2
B.
Pengertian Aki (
accumulator)............................................ 3
C.
Jenis-jenis Aki
(accumulator).............................................. 4
D.
Komponen Aki
(accumulator)............................................. 5
E.
Reaksi Redoks
pada Aki …………………………………6
F.
Manfaaat
Aki……………………………………………..8
G.
Tips Merawat
Aki………………………………………..9
BAB III PENUTUP................................................................................ 11
A.
Kesimpulan......................................................................... 11
B.
Kritik Dan Saran................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA................................................................................. iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Listrik digunakan luas hampir di
seluruh aspek kehidupan oleh karenanya memegang peran penting didunia teknik.
Kelemahan energi listrik yang sangat prinsip terletak pada fakta
bahwa proses pembentukan dan penggunaan (generate
& consume) energi
listrik biasanya berbanding lurus, pada saat yang bersamaan. Kita
tidak bisa memproduksi lalu menyimpan energi listrik begitu saja dengan alat
yang sederhana. Sudah menjadi hukumnya bahwa energi listrik yang kita
gunakan harus berasal langsung dari sumbernya. Dalam volume yang sedikit,
energi listrik bisa disimpan dalam sebuah kapasitor dan hanya dapat digunakan
terbatas untuk menyuplai daya pada peralatan yang membutuhkan energi listrik
yang kecil pula.
Untuk disimpan dalam skala yang
lebih besar, energi listrik pertama-tama harus diubah terlebih
dahulu kedalam bentuk energi yang lain. Pengetahuan tentang elektrokimia
menjawab tantangan masalah ini yaitu tugas "menyimpan"
listrik agar bisa digunakan setiap waktu yang berbeda-beda sesuai
kebutuhan, serta dapat dipindah-pindahkan. Dalam elektrokimia terdapat reaksi
redoks yang dapat menimbulkan arus listrik. Alat penyimpan energi listrik
itulah yang kemudian kita kenal dengan nama akumulator/accu (aki) yang sering
digunakan pada kendaran seperti mobil dan motor. Maka dalam hal ini penulis
akan mengulas lebih dalam mengenai reaksi redoks pada aki.
B.
Rumusan Masalah
1. apakah itu aki/ accu
(accumulator) ?
Makalah ini bertujuan
untuk mengulas lebih dalam mengenai Accumulator/Accu (Aki)
D. Manfaat Makalah
1.
Menambah wawasan
penulis dalam menyusun makalah
2. Mengetahui lebih dalam tentang aki (accumulator )
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Sejarah Aki (accumulator)
Aki
ditemukan oleh ahli fisika dari Prancis bernama Gaston Plante pada tahun 1859.
Saat ini terdapat 3 jenis aki yakni aki basah, aki hybrid & aki
kering. Aki basah banyak digunakan oleh mobil & motor. Salah satu ciri dari
aki jenis ini adalah adanya lubang2 tempat pengisian air aki. Keunggulan dari
aki basah yakni harganya terjangkau. Sedangkan kelemahannya adalah tingkat
penguapannya tinggi. Oleh karena itu kendaraan yang menggunakan jenis aki basah
kudu rutin memeriksa ketinggian permukaan air aki. Gunakan air suling
untuk menambah cairan pada aki. Kondisi permukaan air yang berada di
bawah garis lower serta salah menuangkan cairan ketika
menambah cairan aki (seperti aki zuur, air ledeng) membuat aki cepat
rusak.
Kemudian adalah aki hybrid. Aki
jenis ini mirip dengan aki basah hanya saja material sel2nya lebih bagus
dibandingkan dengan aki basah karena menggunakan lapisan anti
penguapan. Boleh dikata aki hybrid lebih mudah
perawatannya dibandingkan dengan aki basah konvensional.
Dan
terakhir adalah aki kering. Istilah kering muncul karena aki tipe ini
tidak memiliki lubang pengisian air aki. Berhubung tidak
ada lubangnya, maka banyak orang bilang aki ini kering, gak pake air
aki. Hal ini kurang tepat karena aki tipe ini tetaplah basah hanya
saja sudah tidak menggunakan media air aki lagi tapi menggunakan gel2 di
dalamnya. Nah aki jenis ini lebih tepat disebut aki maintenance
free (MF). Salah satu keunggulan dari aki MF adalah tingkat
penguapannya sangat rendah sehingga boleh dibilang relatif tidak memerlukan
perawatan. Selain itu aki MF bisa diletakkan berdiri ato tidur. Dengan berbagai
kelebihannya aki MF dibanderol paling mahal dibandingkan dengan aki basah
& aki hybrid.
B. Pengertian Aki (accumulator)
Aki atau Storage Battery adalah sebuah sel
atau elemen sekunder dan merupakan sumber arus listrik searah yang dapat
mengubah energy kimia menjadi energy listrik. Aki termasuk elemen elektrokimia
yang dapat mempengaruhi zat pereaksinya, sehingga disebut elemen sekunder.
Kutub positif aki menggunakan lempeng oksida dan kutub negatifnya menggunakan
lempeng timbale sedangkan larutan elektrolitnya adalah larutan asam sulfat.
Ketika aki dipakai, terjadi reaksi kimia
yang mengakibatkan endapat pada anode (redquksi) dan katode
(oksidasi). Akibatnya, dalam waktu tertentu antara anode dan katode tidak ada
beda potensial, artinya aki menjadi kosong.
Supaya
aki dapat dipakai lagi, harus diisi dengan cara mengalirkan arus listrik kea
rah yang berlawanan dengan arus listrik yang dikeluarkan aki itu. Ketika aki
diisi akan terjadi pengumpulan muatan listrik.
Pengumpulan jumlah muatan listrik dinyatakan dalam ampere jam disebut tenaga aki. Pada kenyataannya, pemakaian aki tidak dapat mengeluarkan seluruh energy yang tersimpan aki itu. Oleh karenanya, aki mempunyai rendemen atau efisiensi.
Pengumpulan jumlah muatan listrik dinyatakan dalam ampere jam disebut tenaga aki. Pada kenyataannya, pemakaian aki tidak dapat mengeluarkan seluruh energy yang tersimpan aki itu. Oleh karenanya, aki mempunyai rendemen atau efisiensi.
Akumulator (accu,
aki) adalah sebuah alat yang dapat menyimpan energi (umumnya energi
listrik) dalam bentuk energi kimia. Contoh-contoh akumulator adalah baterai dan
kapasitor. Pada umumnya di Indonesia, kata akumulator (sebagai aki atau accu)
hanya dimengerti sebagai "baterai" mobil. Sedangkan di bahasa Inggris,
kata akumulator dapat mengacu kepada baterai, kapasitor, kompulsator, dll.
Pada
mobil yang masih menggunakan teknologi lama, jenis Accu yang banyak
digunakan adalah jenis lead-acid (accu basah). Accu jenis ini
komponennya merupakan gabungan dari beberapa lempengan timbal (Pb) dan
lempengan oksida (PbO2), yang direndam dalam larutan
elektrolit yang terdiri dari 35% asam sulfat (H2SO4) dan
65% air (H2O). Accu mobil pada umumnya menyediakan
tegangan sebesar 12 volt. Tegangan ini didapat dengan cara menghubungkan enam sel
galvanik. Accu tidak lagi bisa menyimpan arus listrik, berarti Accu
sudah mulai rusak (soak). Biasanya ditandai dengan bunyi klakson yang
melemah, lampu tidak terang, waktu starter mesin jadi lebih panjang, bahkan
tidak lagi bisa menggerakkan starter. secara “seri”. Setiap sel menyediakan 2,1
volt, jadi apabila di charge penuh, akan menghasilkan 2,1 volt x 6 sel = 12,6
volt.
Kondisi
Accu, dapat diukur dengan suatu alat yang men-simulasikan besar beban
yang masih mampu diterima oleh accu, atau dengan cara sederhana dengan
menggunakan Battery Hydrometer. Cara penggunaan Hydrometer adalah dengan
mencelupkan ujung alat ini pada air Accu, kemudian menyedotnya.
Pada
saat Accu disetrum (recharge),
cairan elektrolit akan bereaksi dengan material pada lempengan, dan merubah
permukaannya menjadi lead sulphate. Pada saat Accu digunakan (discharge), akan terjadi reaksi terbalik,
yaitu lead sulphate akan kembali berubah menjadi bentuk semula yaitu lead
oxide dan lead.
Jika
mobil digunakan, proses ini akan berulang terus menerus. Tetapi proses ini
tidaklah sempurna, karena ada deposit yang terbentuk. Semakin lama, lapisan deposit
Sulfat akan semakin tebal dan akan mengurangi performanya. Pada ketebalan
tertentu, deposit ini akan membuat accu tidak lagi bisa recharge, dan
accu harus diganti.
C. Jenis - Jenis Aki
Accu atau aki
(accumulattor) merupakan salah satu komponen penting pada kendaraan bermotor,
mobil, motor ataupun generator listrik yang dilengkapi dengan dinamo stater.
Selain menggerakkan motor starter dan sumber tenaga penerangan lampu kendaraan
di malam hari, aki juga penyimpan listrik dan penstabil tegangan serta
arus listrik kendaraan.
Beragam jenis Aki dan
Oli orisinil tersedia di Kauzai Oto, harga kompetitif dan layanan prima Aki
terdiri dari beragam jenis , secara umum di pasaran kita mengenal dua jenis aki
, aki basah dan aki kering, dan lebih detail lagi jenis - jenis aki sebagai
berikut :
·
Aki Basah
Hingga saat ini aki yang populer
digunakan adalah aki model basah yang berisi cairan asam sulfat (H2SO4).
Ciri utamanya memiliki lubang dengan penutup yang berfungsi untuk menambah air
aki saat ia kekurangan akibat penguapan saat terjadi reaksi kimia antara sel
dan air aki . Sel-selnya menggunakan bahan timbal (Pb).
Kelemahan aki jenis ini adalah pemilik harus rajin memeriksa ketinggian level air aki secara rutin. Cairannya bersifat sangat korosif. Uap air aki mengandung hydrogen yang cukup rentan terbakar dan meledak jika terkena percikan api.
Memiliki sifat self-discharge paling besar dibanding aki lain sehingga harus dilakukan penyetruman ulang saat ia didiamkan terlalu lama.
Kelemahan aki jenis ini adalah pemilik harus rajin memeriksa ketinggian level air aki secara rutin. Cairannya bersifat sangat korosif. Uap air aki mengandung hydrogen yang cukup rentan terbakar dan meledak jika terkena percikan api.
Memiliki sifat self-discharge paling besar dibanding aki lain sehingga harus dilakukan penyetruman ulang saat ia didiamkan terlalu lama.
·
Accu Hybrid
Pada dasarnya aki
hybrid tak jauh berbeda dengan aki basah. Bedanya terdapat pada material
komponen sel aki . Pada aki hybrid selnya menggunakan low-antimonial pada sel
(+) dan kalsium pada sel (-). Aki jenis ini memiliki performa dan sifat
self-discharge yang lebih baik dari aki basah konvensional.
·
Accu Calcium
Kedua selnya, baik (+) maupun (-)
mengunakan material kalsium. AKi jenis ini memiliki kemampuan lebih baik dibanding
aki hybrid. Tingkat penguapannya pun lebih kecil dibanding aki basah
konvensional.
·
Accu
Bebas Perawatan/Maintenance Free (MF)
Aki jenis ini dikemas
dalam desain khusus yang mampu menekan tingkat penguapan air aki . Uap aki yang
terbentuk akan mengalami kondensasi sehingga dan kembali menjadi air murni yang
menjaga level air aki selalu pada kondisi ideal sehingga tak lagi diperlukan
pengisian air aki. Aki jenis ini biasanya terbuat dari basis jenis aki hybrid
maupun aki kalsium.
·
Accu
Sealed ( aki tertutup)
Aki jenis ini selnya
terbuat dari bahan kalsium yang disekat oleh jaring berisi bahan
elektrolit berbentuk gel/selai. Dikemas dalam wadah tertutup rapat. Aki
jenis ini kerap dijuluki sebagai aki kering. Sifat elektrolitnya memiliki
kecepatan penyimpanan listrik yang lebih baik.Karena sel terbuat dari bahan
kalsium, aki ini memiliki kemampuan penyimpanan listrik yang jauh lebih
baik seperti pada aki jenis calsium pada umumnya. Pasalnya ia memiliki
self-discharge yang sangat kecil sehingga aki sealed ini masih mampu melakukan
start saat didiamkan dalam waktu cukup lama. kemasannya yang tertutup rapat
membuat aki jenis ini bebas ditempatkan dengan berbagai posisi tanpa khawatir
tumpah. Namun karena wadahnya tertutup rapat pula aki seperti ini tidak tahan
pada temperatur tinggi sehingga dibutuhkan penyekat panas tambahan jika ia
diletakkan di ruang mesin.
D.
Komponen
komponen aki
·
Kotak aki : Berfungsi sebagai rumah atau
wadah dari komponen aki yang terdiri atas
cairan aki, pelat positif dan pelat negatif berikut separatornya.
·
Tutup aki: Berada di atas, tutup aki
berfungsi sebagai penutup lubang pengisian air aki ke dalam wadahnya.
Sehingga aki tidak mudah tumpah. Di aki kering tertentu tidak ada
komponen ini. Kalaupun ada tidak boleh dibuka.
·
Lubang ventilasi : Untuk tipe konvensional
ada di samping atas dan ada slangnya. Berfungsi untuk memisahkan gas hydrogen
dari asam sulfat serta sebagai saluran penguapan air aki. Sedang tipe MF, gas
hydrogen dikondisikan lagi menjadi cairan sehingga tidak dibutuhkan lubang
ventilasi.
·
Pelat logam: Terdiri dari pelat
positif dan negatif. Untuk pelat positif dibuat dari logam timbel preoksida
(PbO2). Sedangkan pelat negatif hanya dibuat dari logam timbel (Pb).
·
Air aki: Dibuat dari
campuran air (H2O) dan asam sulfat (SO4).
·
Separator: Berada di antara pelat
positif dan negatif, separator bertugas untuk memisahkan atau menyekat pelat
positif dan negatif agar tidak saling bersinggungan yang dapat menimbulkan
short alias hubungan arus pendek.
·
Sel: Adalah ruangan dalam wadah
bentuk kotak-kotak yang berisi cairan aki, pelat positif dan negatif berikut
seperatornya.
·
Terminal aki: Keduanya
berada di atas wadah, karena merupakan ujung dari rangkaian pelat-pelat yang
nantinya dihubungkan ke beban arus macam lampu dan lainnya. Bagian ini terdiri
dari terminal.
E. Reaksi Redoks Pada Aki
ACCU(mulator) atau
sering disebut aki , adalah salah satu komponen utama dalam kendaraan bermotor,
baik mobil atau motor, semua memerlukan aki untuk dapat menghidupkan mesin
mobil (mencatu arus pada dinamo stater kendaraan). Aki mampu mengubah tenaga
kimia menjadi tenaga listrik. Di pasaran saat ini sangat beragam jumlah dan
jenis aki yang dapat ditemui.
Aki untuk mobil
biasanya mempunyai tegangan sebesar 12 Volt, sedangkan untuk motor ada tiga
jenis yaitu, dengan tegangan 12 Volt, 9 volt dan ada juga yang bertegangan 6
Volt. Selain itu juga dapat ditemukan pula aki yang khusus untuk menyalakan
tape atau radio dengan tegangan juga yang dapat diatur dengan rentang 3, 6, 9,
dan 12 Volt. Tentu saja aki jenis ini dapat dimuati kembali (recharge) apabila
muatannya telah berkurang atau habis.
Dikenal dua jenis
elemen yang merupakan sumber arus searah (DC) dari proses kimiawi, yaitu elemen
primer dan elemen sekunder. Elemen primer terdiri dan elemen basah dan elemen
kering. Reaksi kimia pada elemen primer yang menyebabkan elektron mengalir dari
elektroda negatif (katoda) ke elektroda positif (anoda) tidak dapat dibalik
arahnya. Maka jika muatannya habis, maka elemen primer tidak dapat dimuati
kembali dan memerlukan penggantian bahan pereaksinya (elemen kering). Sehingga
dilihat dari sisi ekonomis elemen primer dapat dikatakan cukup boros. Contoh
elemen primer adalah batu baterai (dry cells).
Allesandro Volta,
seorang ilmuwan fisika mengetahui, gaya gerak listrik (ggl) dapat dibangkitkan
dua logam yang berbeda dan dipisahkan larutan elektrolit. Volta mendapatkan
pasangan logam tembaga (Cu) dan seng (Zn) dapat membangkitkan ggl yang lebih
besar dibandingkan pasangan logam lainnya (kelak disebut elemen Volta).
Hal ini menjadi
prinsip dasar bagi pembuatan dan penggunaan elemen sekunder. Elemen sekunder
harus diberi muatan terlebih dahulu sebelum digunakan, yaitu dengan cara
mengalirkan arus listrik melaluinya (secara umum dikenal dengan istilah
‘disetrum’). Akan tetapi, tidak seperti elemen primer, elemen sekunder dapat
dimuati kembali berulang kali. Elemen sekunder ini lebih dikenal dengan aki .
Dalam sebuah aki berlangsung proses elektrokimia yang reversibel (bolak-balik)
dengan efisiensi yang tinggi. Yang dimaksud dengan proses elektrokimia
reversibel yaitu di dalam aki saat dipakai berlangsung proses pengubahan kimia
menjadi tenaga listrik (discharging). Sedangkan saat diisi atau dimuati,
terjadi proses tenaga listrik menjadi tenaga kimia (charging). Jenis aki yang
umum digunakan adalah accumulator timbal. Secara fisik aki ini terdiri dari dua
kumpulan pelat yang yang dimasukkan pada larutan asam sulfat encer (H2S04). Larutan
elektrolit itu ditempatkan pada wadah atau bejana aki yang terbuat dari bahan
ebonit atau gelas. Kedua belah pelat terbuat dari timbal (Pb), dan ketika
pertama kali dimuati maka akan terbentuk lapisan timbal dioksida (Pb02) pada
pelat positif.
Letak pelat positif
dan negatif sangat berdekatan tetapi dibuat untuk tidak saling menyentuh dengan
adanya lapisan pemisah yang berfungsi sebagai isolator (bahan penyekat). Proses
kimia yang terjadi pada aki dapat dibagi menjadi dua bagian penting, yaitu selama
digunakan dan dimuati kembali atau ‘disetrum’.
Pada saat aki
digunakan, tiap molekul asam sulfat (H2S04) pecah menjadi dua ion hidrogen yang
bermuatan positif (2H+) dan ion sulfat yang bermuatan negatif (S04-). Tiap ion
S04 yang berada dekat lempeng Pb akan bersatu dengan satu atom timbal murni
(Pb) menjadi timbal sulfat (PbS04) sambil melepaskan dua elektron. Sedang
sepasang ion hidrogen tadi akan ditarik lempeng timbal dioksida (PbO2),
mengambil dua elektron dan bersatu dengan satu atom oksigen membentuk molekul
air (H2O).
Dari
proses ini terjadi pengambilan elektron dari timbal dioksida (sehingga menjadi
positif) dan memberikan elektron itu pada timbal murni (sehingga menjadi
negatif), yang mengakibatkan adanya beda potensial listrik di antara dua kutub
tersebut. Proses tersebut terjadi secara simultan, reaksi secara kimia
dinyatakan sebagai berikut :
Pb(s) + HSO4–(aq) →PbSO4(s) + H+(aq) + 2e– (anode)
Pb(s) + HSO4–(aq) →PbSO4(s) + H+(aq) + 2e– (anode)
PbO2(s) + 3H+(aq)
+ HSO4–(aq) + 2e–→PbSO4(s)
+ 2H2O(l) (katode)
Di atas ditunjukkan
terbentuknya timbal sulfat selama penggunaan (discharging). Keadaan ini akan
mengurangi reaktivitas dari cairan elektrolit karena asamnya menjadi lemah
(encer), sehingga tahanan antara kutub sangat lemah untuk pemakaian praktis.
Sementara proses
kimia selama pengisian aki (charging) terjadi setelah aki melemah (tidak dapat
memasok arus listrik pada saat kendaraan hendak dihidupkan). Kondisi aki dapat
dikembalikan pada keadaan semula dengan memberikan arus listrik yang arahnya
berlawanan dengan arus yang terjadi saat discharging. Pada proses ini, tiap
molekul air terurai dan tiap pasang ion hidrogen yang dekat dengan lempeng
negatif bersatu dengan ion S04 pada lempeng negatif membentuk molekul asam
sulfat. Sedangkan ion oksigen yang bebas bersatu dengan tiap atom Pb pada lempeng
positif membentuk Pb02. Reaksi kimia yang terjadi adalah :
2PbS04 + 2H20 —->PbO2 + Pb + 2H2S02
2PbS04 + 2H20 —->PbO2 + Pb + 2H2S02
E. Manfaat Aki
Alat untuk menghimpun tenaga listrik (dipakai pada mesin mobil
dsb)
Penghasil dan penyimpan daya listrik hasil reaksi kimia
Peranti untuk mengubah tenaga listrik menjadi tenaga kimia atau
sebaliknya
F.
TIPS MERAWAT AKI
Meski memiliki fungsi yang sangat
vital, kadang perawatan aki kurang diperhatikan. Kurangnya perawatan terhadap
komponen ini, tentu saja dapat menimbulkan masalah terhadap kinerja aki , salah
satunya akan berakibat lebih pendeknya usia pakai aki dari yang seharusnya.
Berikut adalah tips perawatan aki agar dapat bekerja secara optimal dan tentu
saja tidak mudah rusak.
1. Matikan Komponen Kelistrikan Ketika Mesin Mati
1. Matikan Komponen Kelistrikan Ketika Mesin Mati
Selesai berkendara,
matikan dulu komponen kelistrikan sebelum mematikan mesin, agar muatan listrik
pada aki tidak berkurang, dan saat dihidupkan kembali, beban aki mampu memenuhi
kebutuhan sistem starter.
2. Panaskan Mesin Kendaraan
2. Panaskan Mesin Kendaraan
Kendaraan yang jarang
digunakan dapat memperpendek umur aki . untuk kendaraan yang jarang digunakan
sebaiknya secara rutin memanaskan mesin secukupnya atau dapat pula melepas
terminal negatif aki .
3. Periksa level air aki
3. Periksa level air aki
permukaan air aki
harus dipertahankan antara batas atas dan batas bawah, oleh karena itu perlu
diperiksa secara rutin minimal satu bulan sekali. Jika air yang terdapat dalam
aki berada di bawah batas bawah (lower level yang tertera dalam kemasan aki ),
sementara aki tersebut terus digunakan maka hal ini dapat menyebabkan
terjadinya kerusakan aki . Pengisian yang melewati batas atas (berlebihan),
airnya bisa meluap dan merusak bagian kendaraan. Untuk menambah air aki yang
berkurang, gunakan air aki biasa, jangan menggunakan accu zuur, karena accu
zuur hanya digunakan untuk aki baru yang belum dipakai.
Catatan: air aki biasa = air murni/air suling; accu zuur = campuran air murni dan sulfat(H2SO4).
Catatan: air aki biasa = air murni/air suling; accu zuur = campuran air murni dan sulfat(H2SO4).
4. Periksa Terminal Aki
Kondisi kendor dan
karat pada terminal aki dapat mengakibatkan aliran arus listrik tidak sempurna,
hingga dapat menimbulkan ledakan pada aki akibat percikan api pada bagian
sambungan. Jika sambungan dengan terminal kendor tinggal dikuatkan saja, namun
jika dipermukaan terminal aki kotor atau berkarat maka harus dibersihkan dengan
menggunakan sikat kawat.
5. Periksa Pengikat Aki
5. Periksa Pengikat Aki
Pastikan aki diikat
dengan kuat atau posisinya tidak bergeser bila mobil berjalan. Aki yang sering
terguncang umurnya menjadi lebih pendek. Namun jangan terlalu kencang, karena
akan mengakibatakan kerusakan fisik (pecah/retak) pada badan aki itu sendiri..
6. Periksa Apakah Terdapat Kebocoran Aki
6. Periksa Apakah Terdapat Kebocoran Aki
Berhati-hati pada
area yang ditemukan kebocoran dari bagian badan aki , segera keringkan dan
bersihkan area tersebut dan kuatkan penutup sumbat pada aki . Apabila terjadi
kebocoran dari aki badan, segera ganti aki dengan yang baru.
7. Periksa Berat Jenis Aki
7. Periksa Berat Jenis Aki
Jika aki telah diisi
ulang, cek berat aki dengan menggunakan hydrometer (biasanya terdapat di
bengkel-bengkel). Jika berat jenisnya di bawah ukuran dari aki tersebut,
gantilah aki tersebut dengan aki yang baru.
8. Pemasangan dan Pelepasan Aki
8. Pemasangan dan Pelepasan Aki
Untuk pemasangan aki
, pastikan tidak ada benda-benda asing dalam kondisi mati. Pada saat melepaskan
kabel, maka lepaskan terlebih dahulu kabel negatif baru kemudian kabel
positif.Untuk memastikan kondisi aki anda, selalu lakukan servis berkala di
bengkel resmi Toyota. bengkel Toyota akan merawat dan melakukan pengecekan aki
dengan seksama dengan peralatan aki tester yang canggih. Jika Aki anda sudah
aus , gantilah dengan TGB (Toyota Genuine Battery), aki yang diproduksi khusus
kendaran Toyota.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari pembuatan
makalah ini yaitu:
1.
Aki atau Storage Battery
adalah sebuah sel atau elemen sekunder dan merupakan sumber arus listrik searah
yang dapat mengubah energy kimia menjadi energy listrik.
2.
Terdapat reaksi redoks yang terjadi pada aki
3.
Aki memiliki berbegai jenis dan bermanfaat dalam menyimpan
energi listrik
4.
Terdapat berbagai cara yang digunakan dalam
merawat aki.
B. Saran
Hal-hal
penting yang harus diperhatikan tentang accumulator :
Accu termasuk benda yang mudah
terbakar, oleh sebab itu jangan memindahkan posisi Accu mobil pada lokasi yang
kurang aman.
Selalu meng-kontrol ketinggian air
Accu. Jika kurang segera tambahkan karena akan mempengaruhi kinerjanya.
Tetapi jangan sampai melebihi, karena Accu dapat meledak akibat tidak ada ruang
untuk melepaskan uapnya.
Periksa terminal
Accu. Jika ada kerak putih, gosok dengan sikat kawat atau siram dengan air
panas jika sudah tebal. Kerak putih ini berbahaya karena dapat menggerus
terminal dan membuat terminal dan elemen kabel saling mengikat.
Accu mengandung bahan beracun
berbahaya, jangan sembarangan membuang Accu bekas. Umumnya pedagang aki
menerima atau membeli aki bekas untuk didaur ulang. Selain menjaga lingkungan,
Accu bekas ini dapat mengurangi biaya pembelian Accu baru.
Salah satu kelemahan
Accu tipe “basah” yang digunakan pada mobil retro adalah tingkat
penguapan cairan yang tinggi, yang dapat menyebabkan karat pada benda logam di
sekitar Accu, bahkan dapat memperpendek umur Accu. Saat pengisian
(recharge), akan keluar uap dari lubang kecil seperti jarum di penutup
cell. Dalam kondisi normal, uap yang keluar tidak terlalu besar, kecuali pada
kondisi pengisian yang berlebih. Pada Accu yang sudah berumur, penguapan
akan lebih besar. Untuk menghindarinya, gunakan penutup seperti lembaran bahan
karet di atas Accu.
DAFTAR PUSTAKA
Purba M,
2006. KIMIA 3. Jakarta. Penerbit Erlangga.
Situs
Internet:
http://www.inverterplus.com/2010/04/tips-merawat-aki-mobil.html
http://www.indobatt.com/in/smart.php
http://www.gs.astra.co.id/ina/library/5konstruksiaki.htm
thanks :)
BalasHapussangat bermanfaat :)
BalasHapusmakasih kaka :)
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusmakasih ya kak saya sangat terbantu
BalasHapuskomatsu pc200