Kamis, 23 Oktober 2014

contoh laporan biologi tentang MENGUKUR KECEPATAN PERNAFASAN PADA JANGKRIK



        I.          LANDASAN TEORI
Pernapasan adalah pertukaran gas yang dibutuhkan untuk metabolism dalam tubuh. Hewan memiliki alat-alat pernapasan yang berbeda-beda. Mammalia, Reptilia, dan Amphibia memiliki saluran pernapasan berupa paruparu. Cacing (Annelida) dan Amphibia memiliki kulit yang berfungsi juga sebagai tempat pertukaran gas. Ikan mengambil oksigen yang berada di lingkungannya (air) dengan menggunakan sistem insang.
Sebagian besar Arthropoda, terutama serangga, telah memiliki system saluran pernapasan. Meskipun demikian, terdapat kelebihan dan kekurangan pada setiap mekanisme pernapasan yang dimiliki oleh setiap makhluk. Misalnya, katak yang memiliki dua jenis mekanisme respirasi, tetap tidak dapat berada lama di darat karena adanya ancaman dehidrasi. Paru-paru tidak mampu mengikat udara yang terlarut dalam air, tetapi sistem pernapasan ini menguntungkan untuk hidup di daratan karena letaknya di dalam saluran pernapasan sehingga paru-paru terhindar daripenguapan air yang berlebihan.          
Serangga adalah kelompok Arthropoda yang paling banyak jenisnya. Meskipun serangga memiliki sistem peredaran darah terbuka, namun system pernapasan serangga langsung mencapai jaringannya lewat saluran yang disebut sistem trakea. Sistem trakea memiliki saluran-saluran tempat pertukaran udara yang bermuara di stigma atau spirakel, yaitu berupa lubang kecil yang berada di kedua tepi setiap ruas tubuh serangga. Spirakel memiliki bulu-bulu untuk menyaring kotoran. Spirakel juga memiliki katup. Dengan cara mengontraksikan otot-otot yang berhubungan dengan katup-katup tersebut, serangga dapat mengatur membuka dan menutupnya spirakel.
Dalam tubuh serangga, terdapat trakea yang memanjang di sepanjang tubuhnya. Trakea itu bercabang-cabang menjadi saluran-saluran udara yang sangat kecil yang disebut trakeolus. Trakeolus bersentuhan langsung dengan jaringan dalam tubuh serangga. Ujung trakeolus memiliki cairan. Pada cairan inilah, oksigen dalam udara yang masuk ke dalam sistem trakea, berdifusi masuk ke dalam sel-sel jaringannya. Sebaliknya, karbon dioksida juga keluar melalui trakeolus.
  II.            TUJUAN PENELITIAN
1.      Untuk mempelajarinpernafasan pada hewan (serangga)
2.      Melihat faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah kebutuhan oksigen pada hewan pada saat bernafas

.
III.            ALAT DAN BAHAN
·         Respirometer sederhana
·         Neraca
·         Stopwatch
·         Pipet tetes
·         Kapas
·         Plastisin
·         Eosin
·         Jangkrik
·         Kristal KOH/NaOH
·         jangkrik

IV.            CARA KERJA
1.    Lakukan kegiatan ini secara berkelompok menurut jenis hewan yang diamati. Timbanglah berat badan serangga yang Anda miliki. Catat berat setiap serangga.
2.    Bungkuslah kristal KOH atau NaOH dengan kapas, lalu masukkan dalam tabung respirometer. Setelah itu, masukkan serangga yang telah ditimbang dalam respirometer. Oleskan vaselin pada sambungan respirometer.
3.    Masukkan setetes eosin pada ujung respirometer. Amati dan catat perubahan kedudukan eosin pada pipa skala setiap 2 menit selama 10 menit.
4.    Lakukan kegiatan tersebut pada serangga lainnya. Kemudian, catat hasilnyadalam tabel seperti berikut.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgT1zkp7_AFap4tIpRUU5O7DJKoa9crAAXqhtnRq2tTBDlXmSP03w_ttJorDHoPWPDDD5o5qsxgyJWnMdMLLtrsMroijYa9tzwQJhhMgq3hcHmn14BFcqwmsyee-cFrUgXHL8VbgIOd8xXK/s400/respirometer.jpg


  V.            TABEL PENGAMATAN

Jenis Hewan
Berat hewan (gram)
Skala kedudukan eosin tiap 2 menit
2 mnt
4 mnt
6 mnt
8 mnt
Jangkrik
0,9 gram
0, 43
0, 63
0, 77
0, 88



VI.            PEMBAHASAN
Praktikum ini menggunakan respirometer yang befungsi untuk mengukur laju respirasi seraangga yaitu jangkrik. Berat jangkrik merupakan factor utama dalam paktikum ini, sehingga sebelum melakukan praktikum jagkrik harus ditimbang terlebih dahulu. Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah respirometer, eosin, dan NaOH.
Fungsi eosin adalah sebagai indikator oksigen yang dihirup oleh organisme percobaan (jangkrik) pada respirometer. Saat jangkrik menghirup oksigen maka terjadi penurunan tekanan gas dalam respirometer sehingga eosin bergerak masuk ke arah respirometer.
Fungsi dari Kristal KOH/NaOH pada percobaan yaitu sebagai pengikat CO2 agar tekanan dalam respirometer menurun. Jika tidak diikat maka tekanan parsial gas dalam respirometer akan tetap dan eosin tidak bisa bergerak. Akibatnya volume oksigen yang dihirup serangga tidak bisa diukur. Kristal KOH/NaOH dapat mengikat CO2 karena bersifat higroskopis. Reaksi antara KOH dengan CO2, sebagai berikut:
·         (i) KOH + CO2 → KHCO3
·         (ii) KHCO3 + KOH → K2CO3 + H2O
Pernafasan pada serangga dilakukan denga menggunakan sistem trakea. Udara keluar dan masuk tidak melalui mulut melainkan melalui lubang – lubang sepanjang kedua sisi tubuhnya. Lubang – lubang pernafasan tersebut dinamakan stigma atau spirakel. Pada masing – masing ruas tubuh terdapat sepasang stigma, sebuah di sebelah kira dan sebuah lagi di sebelah kanan. Stigma selalu terbuka dan merupakan lubang menuju ke pembuluh trakea. Trakea bercabang – cabang sampai ke pembuluh halus yang mencapai seluruh bagian tubuh. Udara masuk melalui stigma, kemudian menyebar mengikuti trakea dengan cabang – cabangnya. Jadi, oksigen diedarkan tidan melalui darah melainkan langsung dari pembuluh trakea ke sel – sel yang ada disekitarnya. Dengan demikian cairan tubuh serangga (“darah serangga”) tidak berfungsi mengangkut udara pernafasan tetapi hanya berfungsi mengedarkan sari – sari makanan dan hormon.
Proses pernafasan serangga terjadi karena otot – otot yang bergerak secara teratur. Kontraksi otot – otot tubuh mengakibatkan pembuluh trakea mengembang dan mengempis, sehing udara keluar dan masuk melalui stigma. Pada saat trakea mengembang, udara masuk melalui stigma, selanjutnya masuk ke dalam trakea, lalu ke dalam trakeolus dan akhirnya masuk ke dalam sel – sel tubuh. O2 berdifusi ke dalam sel – sel tubuh. CO2 hasil pernafaasan dikeluarkan melalui sistem trakea yang akhirnya dikeluarkan melalui stigma pada waktu trakea mengempis.


VII.          KESIMPULAN
1.      Semakin berat tubuh jangkrik maka semakin banyak oksigen yang dibutuhkan dan semakin rendah berat jangkrik maka semakin sedikir pula oksigen yang dibutuhkan
2.      Semakin besarukuran tubuh jangkrik maka semakin cepat laju proses pernafasannya dan semakin kecil ukuran tubuh jangkrik maka semakin lambat pula laju proses pernafasannya.


1 komentar: